Ragam Baku dan Ragam Tidak Baku - Bahasa Pedia

Selasa, 18 Mei 2021

Ragam Baku dan Ragam Tidak Baku

Ragam Baku dan Ragam Tidak Baku


RAGAM BAKU DAN RAGAM TIDAK BAKU

 

Pada dasarnya, ragam tulis dan ragam lisan terdiri pula  atas ragam baku dan ragam tidak baku.


Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan di akui oleh sebagian beşar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya. Ragam tidak baku adalah ragam yang tidak di lembagakan dan ditandai oleh ciri-ciri yang menyimpang dari norma ragam baku.


Ragam baku itu mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.


a)     Mantap

Mantap artinya sesuai dengan kaidah bahasa. Kalau  kata rasa dibubuhi awalan pe-, akan terbentuk kata perasa. Kata raba dibubuhi pe- akan terbentuk kata peraba. Oleh karena itu, menurut kemantapan bahasa, kata rajin dibubuhi pe- akan menjadi perajin, bukan pengrajin. Kalau kita berpegang pada  sifat mantap, kata pengrajin tidak dapat kita terima. Bentuk-bentuk lepas tangan, lepas pantai, dan lepas landas merupakan contoh kemantapan kaidah bahasa baku.


b)    Dinamis

Dinamis artinya tidak statis, tidak kaku. Bahasa baku tidak menghendaki adanya bentuk mati. Kata langganan mempunyai makna ganda, yaitu orang yang berlangganan dan toko tempat berlangganan. Dalam hal ini, tokonya disebut langganan dan orang yang berlangganan itu disebut pelanggan.


c)     Cendekia 

Ragam baku bersifat cendekia karena ragam baku dipakai pada tempat-tempat resmi. Pewujud ragam baku ini adalah orang-orang yang terpelajar. Hal ini dimungkinkan oleh pembinaan dan pengembangan bahasa yang lebih banyak melalui jalur pendidikan formal (sekolah).


Di samping itu, ragam baku dapat dengan tepat memberikan gambaran apa yang ada dalam Otak pembicara atau penulis. Selanjutya, ragam baku dapat memberikan gambaran yang jelas dalam otak pendengar atau pembaca. Contoh kalimat yang tidak cendekia adalah sebagai berikut.

 

"Rumah sang jutawan yang aneh akan dijual."

 

Frasa rumah sang jutawan yang aneh mengandung konsep ganda, yaitu rumahnya yang aneh atau sang jutawan yang aneh. Dengan demikian, kalimat itu tidak memberikaninformasi yang jelas. Agar menjadi cendekia kalimat tersebut harus diperbaiki sebagai berikut.


(1) Rumah aneh milik sang jutawan akan dijual.

(2) Rumah milik sang jutawan aneh akan dijual.


Seragam

Ragam baku bersifat seragam. Pada hakikatnya, proses pembakuan bahasa ialah proses penyeragaman bahasa. Dengan kata Iain, pembakuan bahasa adalah pencarian titik-titik kese ragaman. Pelayan kapal terbang dianjurkan untuk memakai istilah pramugara dan pramugari. Andaikata ada orang yang mengusulkan bahwa pelayan kapal terbang disebut steward atau stawardes dan penyerapan itu seragam, kata itu menjadi ragam baku. Akan tetapi, kata steward dan stewardes sampai dengan saat ini tidak disepakati untuk dipakai. Yang timbul dalam masyarakat ialah pramugara atau prantugari.


Sekian artikel tentang ragam baku dan ragam tidak baku semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca sekalian.

Comments


EmoticonEmoticon