Ragam Baku dan Ragam Tidak Baku |
RAGAM BAKU DAN RAGAM TIDAK BAKU
Pada dasarnya, ragam tulis dan ragam lisan terdiri pula atas ragam baku dan ragam tidak baku.
Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan di akui oleh
sebagian beşar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai
kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya. Ragam tidak baku adalah
ragam yang tidak di lembagakan dan ditandai oleh ciri-ciri yang menyimpang dari
norma ragam baku.
Ragam baku itu mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.
a) Mantap
Mantap artinya sesuai dengan kaidah bahasa. Kalau kata rasa dibubuhi awalan pe-, akan terbentuk
kata perasa. Kata raba dibubuhi pe- akan terbentuk kata peraba. Oleh karena
itu, menurut kemantapan bahasa, kata rajin dibubuhi pe- akan menjadi perajin,
bukan pengrajin. Kalau kita berpegang pada
sifat mantap, kata pengrajin tidak dapat kita terima. Bentuk-bentuk
lepas tangan, lepas pantai, dan lepas landas merupakan contoh kemantapan kaidah
bahasa baku.
b) Dinamis
Dinamis artinya tidak statis, tidak kaku. Bahasa baku tidak
menghendaki adanya bentuk mati. Kata langganan mempunyai makna ganda, yaitu
orang yang berlangganan dan toko tempat berlangganan. Dalam hal ini, tokonya
disebut langganan dan orang yang berlangganan itu disebut pelanggan.
c) Cendekia
Ragam baku bersifat cendekia karena ragam baku dipakai pada
tempat-tempat resmi. Pewujud ragam baku ini adalah orang-orang yang terpelajar.
Hal ini dimungkinkan oleh pembinaan dan pengembangan bahasa yang lebih banyak
melalui jalur pendidikan formal (sekolah).
Di samping itu, ragam baku dapat dengan tepat memberikan
gambaran apa yang ada dalam Otak pembicara atau penulis. Selanjutya, ragam baku
dapat memberikan gambaran yang jelas dalam otak pendengar atau pembaca. Contoh
kalimat yang tidak cendekia adalah sebagai berikut.
"Rumah sang jutawan yang aneh akan dijual."
Frasa rumah sang jutawan yang aneh mengandung konsep ganda,
yaitu rumahnya yang aneh atau sang jutawan yang aneh. Dengan demikian, kalimat
itu tidak memberikaninformasi yang jelas. Agar menjadi cendekia kalimat
tersebut harus diperbaiki sebagai berikut.
(1) Rumah aneh
milik sang jutawan akan dijual.
(2) Rumah milik sang jutawan aneh akan dijual.
Seragam
Ragam baku bersifat seragam. Pada hakikatnya, proses
pembakuan bahasa ialah proses penyeragaman bahasa. Dengan kata Iain, pembakuan
bahasa adalah pencarian titik-titik kese ragaman. Pelayan kapal terbang dianjurkan untuk memakai istilah pramugara
dan pramugari. Andaikata ada orang yang mengusulkan bahwa pelayan kapal terbang
disebut steward atau stawardes dan penyerapan itu seragam,
kata itu menjadi ragam baku. Akan tetapi, kata steward dan stewardes
sampai dengan saat ini tidak disepakati untuk dipakai. Yang timbul dalam
masyarakat ialah pramugara atau prantugari.
Sekian artikel tentang ragam baku dan ragam tidak baku semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca sekalian.